Senin, 06 April 2015

[BAB 5] MEMAHAMI KONSEP LABA (MEMAKSIMUMKAN LABA)

Pertanyaan

Apakah yang dimaksud dengan laba?


Jawaban


Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha dalam menjalankan usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Menurut Sunaryo keuntungan (laba) adalah selisih antaratotal pendapatan dengan total biaya, yang merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk mengalokasikan sumber daya ke proses produksi tertentu.



Keuntungan total merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC), Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR  dengan TC mencapai angka terbesar. Secara sistematis laba dapat dirumuskan π=TR-TC, perusahaan dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila selisihnya bernilai positif (π>0) dimana TR harus lebih besar dari pada TC (TR-TC).








Pertanyaan

Apa yang dimaksud dengan pendekatan totalitas ?

Jawaban 


Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC). Pendekatan total(TC) adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P), maka TR = P.Q . Sedangkan biaya total (TC) adalah samadengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variable(VC), maka TC = FC + VC.



Dalam pendekatan totalitas biaya variable per unit output dianggap konstan sehingga biaya variable adalah jumlah output (Q) di kalikan dengan biaya variable per unit (v), maka VC=v.Q. Sehingga dapat disimpulkan bahwa π=P.Q-(FC+v.Q).



Implikasi dari pendekatan totalitas ini adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (Maximum Selling).Sebab semakin besar penjualan semakin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.




Q
P
TR
TC
Keuntungan Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
17
18,5
19,5
20,75
22,25
24,25
27,5
32,5
40,5
52,5
-12
-8,5
-4’5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
-2,5



Pertanyaan

Apa yang dimaksud dengan pendekatan Rata-rata ?

Jawaban



Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) . Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis π=(P-AC).Q.

Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P)lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC.


Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P=AC. Keputusan untuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-banyaknya(maximum Selling) Agar laba (π) makin besar.

Pertanyaan

Apa yang dimaksud pendekatan Marginal ?

Jawaban


Dalam pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan membadingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah produksinya pada saat MR>MC  yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC berlaku sehingga π=TR-TC.





Q
P=MR
MC
Keuntungan Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
-
1,5
1
1,25
1,5
2
3,25
5
8
12
-12
-8,5
-4,5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
2,5



Pada tabel di atas dicari kondisi pada saat MR=MC dimana pada kondisi tersebut jumlah output yang dihasilkan adalah 8 unit dan tingkat keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 7,5.

Pertanyaan

Bagaimana perilaku perusahaan yang memaksimalkan laba ?

Jawaban


Perusahaan adalah organisasi yang didirikan ketika seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi permintaan yang di lihatnya, kebanyakan perusahaan muncul dalam rangka menghasilkan laba. Semua perusahaan harus mengambil beberapa keputusan dasar untuk mencapai hal yang ingin kita asumsikan sebagai laba utama mereka atau keuntungan maksimum.
1. Perusahaan Memikirkan Keuntungan Dan Biaya Ekonomis 
 Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba (keuntungan) dan
bahwa perilaku perusahaan diarahkan oleh tujuan pemaksimalan laba.
Laba atau keuntungan (Profit) adalah perbedaan antar penerimaan total dan biaya total.
Laba = penerimaan total – biaya total
 

Penerimaan (revenue) total adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk. Nilainya sama dengan jumlah unit yang terjual (q) dikali harga yang diterima per unit (p). Biaya (cost) total kurang bisa didefinisikan secara langsung. Kita mendefinisikan biaya total disini dengan memasukkan; biaya yang sudah dikeluarkandan dan biaya oportunitas total dari semua input atau factor produksi.
Biaya yang sudah dikeluarkandan (out of pocket cost) kadang-kadang disebut juga dengan biaya ekplisit atau biaya akuntansi. Biaya oportunitas sering disebut dengan biaya implisit.
  
Biaya ekonomis meliputui biaya peluang total dari segala input.  Istilah laba mulai sekarang berarti keuntungan (profit) ekonomis. Jadi bila kita katakana laba = penerimaan total – biaya total, yang sebenarnya dimaksudkan adalah
Keuntungan ekonomis = penerimaan total – biaya ekonomis total
 

           

Alasan kita memperhitungkan biaya oportunitas adalah karena kita tertarik menganalisis perilaku perusahaan dari sudut pandang investor potensial atau pesaing baru potensial. Jika saya berpikir hendak membeli suatu perusahaan, atau saham di suatu perusahaan, atau memasuki sutu industri sebagai perusahan baru, saya perlu memperhatikan biaya total dari produksi itu. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan keluarga mempekerjakan tiga anggota keluarga tapi tidak member mereka upah, masih ada satu biaya: biaya oportunitas tenaga kerja itu. Dalam mengevaluasi bisnis dari sisi luarnya , biaya ini harus ditambahkan.
Biaya oportunitas yang terpenting yang dimasukkan dalam biaya ekonomis adalah biaya oportunitas modal. Cara kita memperlakukan biaya oportunitas modal adalah menambahkan tingkat penghasilan normal (normal rate f return) sebagai bagian dari biaya ekonomis.
Tingkat penghasilan normal ketika seseorang memutuskan untu memulai suatu perusahaan, orang itu harus menggunakan sumber daya. Untuk mengoperasikan suatu perushaan manufaktur kita perlu pabrik dna beberapa peralatan. Untuk memulai membuka sebuah restoran, kita perlu membeli panggangan, oven, meja, kursi, dan seterusnya. Dengan kata lain, kita harus berinvestasi dalam modal. Untuk memulai suatu bisnis internet, kita perlu situs, beberapa peralatan computer, beberapa software, dan desain situs web. Investasi seperti ini memerlukan sumber daya yang tetap terikat dengan perusahaan sepanjang perusahaan itu masih beroperasi. Bahkan perusahaan yang telah lama beropersi harus terus berinvestasi. Pabrik dan peralatan bisa usang dan harus diganti. Perushaan yang memutuskan untuk berekspansi harus memasukkan modal baru. Hal ini penting bagi perusahaan perseorangan, di mana sumber daya langsung datang dari pemilik sendiri, maupun untuk suatu korporasi, di mana sumber daya yang dibutuhkan untuk investasi datang dari pemegang saham.
Tingkat penghasilan (rate of return) adalah arus pendapatan bersih tahunan yang dihasilkan oleh suatu investasi dinyatakan sebagai presentase dari investasi total. Sebagia contoh, jika seseorang menanamkan investasi $ 100.000 dalam modal untuk memulai restoran kecil dan restoran itu menghasilkan aliran dana $ 15.000tiap tahun, kita katakan proyek ini memiliki “tingkat penghasilan” 15 persen. Kadan kita menyebut tigkat penghasilan sebagai hasil investasi.   
Tingkat penghasilan normal (normsl rate of return) adalah tingkat yang cukup memadai untuk membuat pemilik atau investor tetap puas. Jika tingkat penghasilan turun dibawah normal, akan sulit atau mustahil bagi para manajer untuk menggalang sumber daya yang dibutuhkan untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan itu akan menerima tingkat penghasilan yang lebih rendah daripada yang bisa mereka terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka tidak akan punya isentif untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
            Jika perusahaan memiliki penerimaan yang cukup mantap dan masa depan terlihat aman, tingkat penghasilan normal nilainya sangat dekat dengan tingkat bunga obligasi pemerintah yang bebas risikio. Saya pasti tidak akan membuat para investor tetap tertarik pada perusahaan saya jika saya tidak membayar mereka dengan tingkat penghasilan yang setara dengan obligasi korporasi atau obligasi pemerintah yang bebas risiko. Jika perusahaan saya solid dan kondisi perekonomian mantap, saya mungkin harus membayar tingkat yang jauh lebih tinggi. Akan tetapi, jika perusahaan saya berada dalam industry yang sangat spekulatif dan masa depan perekonomian tidak menentu, saya mungkin harusmembayar tingkat penghasilan yang jauh lebih besar lagi agar pemilik saham saya tetap senang. Sebagai ganti mengambil risiko seperti itu mereka kan berharap adanya penghasilan yang lebih tinggi.
            Tingkat penghasilan yang normal dianggap sebagai bagian biaya total suatu bisnis. Menambahkan tingkat penhasilan normal pada biaya total memiliki implikasi penting: Ketika suatu perusahaan menghasilkan persis sama dengan tingkat penghasilan normal,  perusahaan itu menghasilkan laba nol. Jika tingkat laba positif, perusahaan menghasilkan tingkat penghasilan atas modal yang berada diatas normal.

2.  Perusahaan Memikirkan Keputusan jangka pendek dan dibandingkan jangka panjang
Keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan, berapa banyak akan diproduksi, bagaimana memproduksi, dan input apa yang diminta, semuanya mempertimbangkan waktu. Jika suatu perusahaan memutuskan bahwa perusahaan itu ingin melipatgandakan atau melipattigakan outputnya., perusahaan itu perlu waktu mengatur pendanaan, menggunakan jasa arsitek dan kontraktor, dan membangun suatu pabrik baru. Perencanaan ekspansi besar perlu waktu bertahun-tahun. Sementara itu, perusahaan itu harus memutuskan beberapa banyak akan diproduksi dalam kendala pabrik yang lama. Jika suatu perusahaan memutuskan untuk keluar dari suatu bisnis, perlu waktu untuk mengatur cara keluar yang teratur. Mungkin ada kewajiban kontrak yang harus dipenuhi, peralatan yang kan dijual, dan seterusnya. Sekali lagi, perusahaan harus memutuskan apa yang akan dilakukan sementara waktu.
Jangka pendek (Short run) didefinisikan : (1) suatu skala tetap (atau factor produksi tetap) dan (2) tidak ada yang masuk atau keluar dari industri itu. Pertama, jangka pendek didefinisikan sebagai jangka waktu di mana beberapa factor produksi membuat mereka terkunci pada skala operasi saat ini. Kedua, perusahaan baru tidak bisa masuk ke dalam dan perusahaan lama tidak bisa keluar dari suatu industry dalam jangka pendek. Perusahaan mungkin membatasi operasinya, tapi mereka masih terkekang dalam beberapa biaya, mekipun mereka mungkin sedang dalam proses keluar dari bisnis.
Dalam  jangka panjang (long run), tidak ada faktor produksi yang tetap. Perusahaan bisa merencanakan untuk tiap tingkat output yang mereka inginkan. Mereka bisa menggandakan atau melipattigakan output, misalnya. Disamping itu perusahaan baru bisa memulai operasi (memasuki industri), dan perusahaan yang ada bisa keluar dari bisnis (keluar dari industri).
Tidak ada aturan pasti yang memperinci berapa lama jangka pendek itu sebenarnya. Intinya hanyalah bahwa perusahaan membuat dua jenis keputusan : keputusan yang mengatur operasi harian perusahaan itu dan keputusan yang melibatkan perencanaan strategis jangka panjang. Kadang keputusan penting bisa diimplementasikan dalam kurun waktu mingguan, tapi sering pula prose situ perlu waktu bertahun-tahun.

3. Dasar- dasar keputusan perusahaan

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, tiga keputusan fundamental suatu perusahaan diambil dengan tujuan memaksimalkan laba atau keuntungan. Karena laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Tiap perusahaan perlu tahu berapa banyak biaya produksi produknya dan berapa banyak produk yang bisa dijual pada tingkat itu.
Dasar pengambilan keputusan, yaitu :
a.       Harga pasar output
b.      Tenik produksi yang tersedia
c.       Harga input
Harga output menentukan penerimaan potensial. Teknik yang tersedia member tahu saya berapa banyak tiap input yang saya perlukan, dan harga input member tahu saya bearapa banyak biayanya. Teknik produksi yang tersedia dan harga input yang menentukan biaya.